Jenis burung yang satu ini masih memiliki kekerabatan dengan jenis burung gereja dan juga kenari jika kalian tertarik dengan Cara Ternak Burung Blackthroat, akan kami ulas informasi selengkap nya di artikel ini.
Sedikit mengulas tentang aves yang berasal dari Thailand dan Tiongkok ini sebernarnya merupakan burung petengger, dia memiliki suara khas yang nyaring dan kicauan bervariasi.
Meskipun masih berkerabat dengan kenari dan burung gereja sehingga sekilas dilihat seperti burung liar itu tetapi di bagian bawah bulunya memiliki corak dan warna yang cantik seperti kenari.
Dipasaran burung ini termasuk banyak peminatnya, meskipun dia bukan burung lokal Indonesia namun harga yang dibanderol per ekornya tidak terlalu mahal, tak heran kian hari permintaan cukup tinggi.
Sehingga memulai beternak blackthroat menjadi salah satu peluang agribisnis yang menjanjikan dan caranya juga cukup mudah untuk kita mulai. Berikut tips beternak supaya berhasil dan anti gagal.
Langkah – langkah Ternak Blackthroat
1. Menyediakan Kandang
Burung Blackthroat bisa dibiakkan dengan kandang besar secara kolektif jika kalian memiliki banyak calon indukan, bisa juga menggunakan kandang kecil perawatan biasa.
Kandang kotak berukuran 24 X 16 X 16 Inch biasa digunakan untuk pembiakan dimana kalian bisa meletakkan tempat makan, minum, mandi, tenggeran serta aksesoris lain yang bisa di pergunakan.
Untuk yang berukuran besar bisa digunakan untuk beberapa pasangan indukan. Selain mempersiapkan kandang, lokasi penempatan kandangnya pun sangat penting diperhatikan.
Karena blackthroat merupakan jenis aves yang mudah stres apabila terjadi perubahan lingkungan, dari tempat baru bahkan ke perubahan cuaca yang sangat ekstrem pun dia sulit beradaptasi.
Jadi letakkan kandang di tempat tertutup yang sepi namun cukup sinar matahari dengan kata lain yang ada jendela nya yang bisa dibuka. Kalau ditempat
terbuka akan rentan dengan kotoran hewan lain yang berakibat menjadi parasit yang membahayakan.
2. Pemilihan Indukan
Pilih yang benar – benar memiliki kesehatan secara mental maupun fisik, dengan ciri – ciri sebagai berikut :
Sorot matanya tajam, gerakannya lincah, biasanya yang sudah siap dikawin untuk jantan minimal berusia 8 bulan dan yang betina 6 bulan.
Namun disarankan untuk yang sudah berusia 1 tahun ya supaya kemungkinan gagal kecil.
3. Proses Penjodohan
Dekatkan sangkar yang jantan dan betina untuk saling mengenal serta menunjukan ketertarikan, lama penjodohan biasanya mencapai 1 sampai 2 minggu,
setelah menunjukan ketertarikan pindahkan indukan ke kandang produksi.
Waktu yang tepat untuk memindahkan indukan pada petang hari menjelang beristirahat, bertujuan untuk meminimalisir tingkat stress pada burung.
Didalam kandang siapkan 2 sarang yang bisa digunakan untuk meletakkan telurnya nanti sediakan tempat tertutup dan terbuka biarkan mereka memilih
sendiri mana yang aman bagi mereka.
4. Proses Reproduksi
Biasanya betina yang akan menggoda penjantan terlebih dahulu barulah si jantan akan berlaku agresif dan terjadilah proses pembuahan sel telur pada
burung betina.
Biasanya proses reproduksi terjadi beberapa kali sampai menghasilkan pembuahan dalam telur. Setelah itu burung akan mulai menyiapkan tempat yang
nyaman untuk bertelur.
DUrasi pembuahan sampai keluarnya telur 3 sampai 4 minggu. Selama proses berlangsung jangan lupa untuk terus mengecek makanan dan minuman yang bersih
serta bergizi ini sangat berpengaruh sekali.
Pembersihan kandang tidak usah dilakukan setiap hari cukup seminggu sekali apabila dirasa kandang sudah penuh kotoran supaya mereka tidak stres,
mengingat burung jenis ini mudah sekali stres.
5. Pemberian Pakan dan Minum
Pakan yang diberikan berupa biji – bijian seperti biasa ditambah lagi dengan makanan yang banyak dijual di kios burung khusus untuk masa reproduksi dengan komposisi berbeda.
Setelah itu tambahkan telur rebus untuk tambahan protein agar cangkang telur kuat. Bisa juga diberi campuran roti gandung dan rebusan wortel.
6. Pemisahan Indukan
Setelah bertelur maka si betina akna mengerami telurnya hingga menetas selama beberapa minggu, setelah menetas biarkan anakan tinggal bersama induknya selama 4 sampai 7 hari setelah itu pisahkan dengan indukannya.
Selama pengeraman sampai sebelum dipisahkan kalian harus sering memantau ya kicau lovers, karena indukan jantan akan lebihagresif dikhawatirkan akan
menyerang telurnya.
7. Perawatan Pasca Reproduksi
Setelah itu kembalikan indukan ke kandangnya masing – masing dan lakukan perawatan harian secara rutin mulai dari memandikan, menjemur hingga memberi makanan yang bernutrisi.
Bersihkan kandang reproduksi jemur hingga benar-benar kering supaya tidak ada mikroba yang bersarang didalamnya. sampai siap digunakan kembali.
Bagaimana kicau lovers apakah kalian tertarik untuk memulai agribisnis ini ? setelah mengetahui cara ternak burung blackthroat ini ?
Semoga bermanfaat dan berhasil bagi kalian yang mau mencoba kami ucapkan terimakasih selalu setia bersama Pleci ID